Tugu Pahlawan ini di apit oleh 3 jalan, jl. Bubutan pada sisi barat, jl. Tembaan pada sisi selatan, dan jl. Pahlawan pada sisi timur, serta sisi utara berbatasan langsung dengan rel kereta api.
Tugu ini di bangun di atas lahan seluas 2,5 hektar yang digunakan sebagai pengadilan tinggi (Raad van Justitie) pada saat zaman kolonial Belanda. selama pendudukan Jepang, bagunan itu digunakan sebagai pusat pelatihan bagi polisi militer Indonesia melawan pendudukan Jepang.
Tugu ini memiliki bentuk seperti paku terbalik dengan diameter bawah lebih besar dari pada diameter atas. Tugu ini pertama kali di bangun pada tanggal 10 november 1951 dan baru di resmikan pada tanggal 10 november 1952 oleh presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Tinggi dari Tugu ini mencapai 41,15 meter dengan diameter bawah 3,1 meter dan diameter atas 1,3 meter. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan sebanyak 10 lengkungan dan terbagi atas 11 ruas. Tinngi, ruas, dan lengkungan tersebut mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945.
di halaman Tugu ini terdapat 6 patung pahlawan, 3 pada sisi timur dan 3 pada sisi barat.
-pada sisi timur:
- R. Muhammad, adalah salah satu mantan perwira PETA (Pembela Tanah Air) Karesidenan Surabaya yang turut dalam perundingan dengan Brigader Mallaby dan sebagai wakil yang berdiplomasi di gedung Internatio pada tanggal 26 oktober 1945 di jalan Jayengrono.
- Mayjen Soengkono, adalah komando BKR Kota (Badan Keamanan Rakyat) yang bermarkas di jalan Pregolan no.4 Surabaya. Beliau adalah tokoh yang memimpin berbagi serangan terhadap Jepang maupun sekutu
- R. Sudirman, pada tahun 1945 Residen Sudirman adalah kepala Karesidenan Surabaya yang turut dalam perundingan dengan Brigader Mallaby di gedung Internatio
- Gubernur Soerjo, adalah gubernur pertama Jawa Timur pada tahun 1945. Beliau ikut menolak kedatangan sekutu dan menolak ultimatum sekutu pada tangal 9 november 1945 jam 21.00 melalui pidatonya, yang pada intinya menyerukan agar rakyat Surabaya bertahan sampai titik darah penghabisan.
- Doel Arnowo, adalah ketua KNI (Komite Nasional Indonesia) untuk Surabaya yang kemudian pada tahun 1950 Beliau menjabat sebagai Walikota Surabaya
- Bung Tomo, dengan nama asli sutomo, beliau merupakan penerus BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia) yang kemudian mendirikan sebuah radio pemberontakan di jalan Mawar Surabaya. Beliau adalah tokoh menonjol dalam pertempuran Surabaya melalui pidatonya yang berkobar-kobar memberikan semangat kepada Arek-Arek Suroboyo.
- Panser Brend Carrier ( 1unit)
- Mortir 120mm (2 unit)
- Meriam PSU 40mm (1 unit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar